LIGA CHAMPIONS

Buat Sejarah Bawa Dua Klub Berbeda ke Final,  PSG Menyesal Pecat Tuchel?

Olahraga | Jumat, 07 Mei 2021 - 05:06 WIB

Buat Sejarah Bawa Dua Klub Berbeda ke Final,  PSG Menyesal Pecat Tuchel?
Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel, bisa membuat Paris Saint-Germain menyesal telah memecatnya. (REUTERS/DAILY MAIL)

LONDON (RIAUPOS.CO) - Thomas Tuchel membuat pencapaian luar biasa bersama Chelsea musim ini. Meski datang di pertengahan musim, pelatih 48 tahun ini sanggup mendongkrak performa The Blues.

Ketika Tuchel mengambil tongkat estafet dari Frank Lampard pada 26 Januari 2021, Chelsea tertahan di posisi sembilan klasemen Liga Inggris 2020-2021. Bagaimana dengan saat ini? Setelah mendulang sembilan menang, lima imbang dan hanya satu kalah dalam 15 pertandingan Liga Inggris, posisi Chelsea meroket.


Chelsea saat ini menduduki posisi empat klasemen Liga Inggris 2020-2021 dengan koleksi 61 angka. Kemudian berkat tangan dinginTuchel, Chelsea juga lolos ke final Piala FA dan Liga Champions 2020-2021 dan akan berhadapan dengan Leicester.

Khusus Liga Champions, Tuchel mencetak sejarah. Ia menjadi pelatih pertama yang lolos ke final Liga Champions dua musim beruntun, namun dengan dua klub berbeda.

Musim lalu,  Tuchel membesut Paris Saint-Germain (PSG) dan untuk pertama kalinya dalam sejarah klub, Les Parisiens  tampil di partai puncak. Sayangnya, PSG kalah 0-1 dari Bayern Munchen.

Awal musim ini,  Tuchel sebenarnya juga masih menangani PSG. Mantan juru taktik Borussia Dortmund ini bahkan mengantarkan Kylian Mbappe dan kawan-kawan finis sebagai juara Grup H Liga Champions 2020-2021, mengungguli tim-tim mapan macam RB Leipzig, Manchester United hingga Istanbul Basaksehir.

Namun, pada awal Januari 2021, Thomas Tuchel resmi dipecat PSG. Ia dipecat PSG bukan karena performa buruk tim, melainkan karena salah berucap saat menjalani sesi wawancara dengan media asal Jerman.

Menurut laporan Mirror, dalam wawancara tersebut, sang jurnalis menerjemahkan Thomas Tuchel merasa lebih menjadi politikus olahraga atau Menteri Olahraga ketimbang menjadi pelatih di PSG. Hal itu karena tekanan yang diberikan PSG kepada Tuchel sangatlah besar.

Disinyalir, pernyataan Tuchel di atas menyinggung PSG. Karena itulah, palu pemecatan diketuk manajemen PSG untuk Tuchel. Tuchel pun melayangkan pembelaan, namun nasi sudah menjadi bubur.

“Saya tidak pernah menyebut menangani PSG lebih banyak unsur politiknya ketimbang olahraga. Ini tidak benar. Mungkin saja terjemahannya salah,” kata Tuchel mengutip dari Mirror pada 24 Desember 2020.

Di saat Chelsea lolos ke final Liga Champions,  PSG sudah tersingkir di semifinal. PSG disikat habis Manchester City di babak semifinal dengan agregat 1-4.

Singkat kata, apakah PSG menyesal telah memecat Thomas Tuchel? Sebab, di bawah arahan Mauricio Pochettino, hasil yang didapat PSG tak masuk kategori bagus. Musim ini saja, PSG masih bersaing sengit dengan Lille dalam perebutan gelar juara Liga Prancis 2020-2021.

Hingga pekan ke-35 Liga Prancis 2020-2021, PSG duduk di posisi dua dengan 75 angka. PSG terpaut satu poin dari Lille di puncak klasemen.

Sumber: London Football/News/Mirror
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook